PENGALAMAN HAMIL ANAK PERTAMA

Pengalaman Hamil Anak Pertama

Bismillah

Saya menikah Bulan Maret 2009. Sejak awal menikah memang saya merencanakan untuk segera mempunyai anak,alasannya karena ingin fokus menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di rumah.

Beberapa hari setelah menikah ternyata saya datang bulan, wah berarti masih kosong. Saya memang termasuk wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seringnya siklus haid saya kurang dari 28 hari. Saya pernah baca kalau wanita yang siklus haidnya tidak teratur susah hamilnya karena susah menghitung atau memprediksi masa suburnya. Wah saya kepikiran juga nih jangan-jangan gara-gara siklus haid saya yang tidak lancar…

Pertengahan  Bulan April berlalu berarti sudah  1 bulan usia pernikahan saya, belum ada tanda-tanda kehamilan, justru saya sudah haid selama dua kali. Awal Bulan Mei saya dan suami disibukkan mempersiapkan acara walimah. Stress juga sudah akad nikah Bulan Maret  tapi belum sempet menyelenggarakan walimah, ini juga mungkin sebab yang menghalangi saya hamil.

Seminggu setelah walimahan saya datang bulan untuk kali ketiga padahal usia pernikahan belum juga genap dua bulan. Wah kecepetan lagi nih datang bulannya, tapi pikiran sudah tidak stress  lagi karena sudah menyelenggarakan walimah.

Bulan Pertama

Pertengahan Juni saya belum haid,sudah satu bulan padahal biasanya kecepetan. Suami sudah seneng-seneng tuh ngarepin saya hamil. Saya sendiri tidak yakin hamil, karena semenjak belum menikah saya siklus haidnya kadang kecepetan kadang juga telat. Telat seminggu, suami membelikan tespek dan hasilnya Alhamdulillah strip dua positif …

Bulan Kedua

Memasuki bulan kedua, saya langsung konsultasi ke ibu lewat telpon karena suami tinggal jauh dari ibu saya. Apa yang harus saya lakukan selama kehamilan?semuanya saya tanyakan kepada Ibu. Tidak tau kenapa jadi grogi, bingung, dan salah tingkah mengetahui dan menghadapi kenyataan hamil untuk kali pertama. Sebenarnya sudah banyak membaca referensi tengtang masalah kehamilan. Juga sudah ngobrol dan mendengar obrolan tentang kehamilan.

Ibu menyuruh saya memperiksakan diri  ke rumah sakit di Jakarta padahal saya tinggal di Bogor. Ibu mempunyai pengalaman yang baik selama hamil dan melahirkan ke-5 anaknya di rumah sakit tersebut, sehingga menyuruh saya memperiksakan kandungan di sana, pelayanannya oke, safety sehingga ibu sangat merekomendasikan. Ibu juga bersemangat  memeriksakan kehamilanku mungkin karena senang mau punya cucu pertama atau khawatir sebagai orang tua.

Akhirnya periksa juga di tempat yang direkomendasikan ibu.  Setelah periksa, belum ada tanda-tanda kehamilan seperti  janin sudah teraba atau denyut jantung bayi sudah terdeteksi. Kepastian kehamilan hanya dari hasil tespek. Kata bidannya janin sudah teraba atau pun denyut jantung bayi sih bisa dideteksi bila sudah mencapai umur 8-10 minggu. Walhasil disuruh balik 2 minggu lagi. Tapi tetap dianggap bidan saya benar hamil. Jadi,dikasih banyak obat dan vitamin2

Bulan ketiga

Memasuki kehamilan ketiga, suami mengajak saya pulang kampung ke rumah mertua. Sebenarnya saya tidak boleh sama orang tua karena saya sedang hamil muda, takut keguguran karena kecapean atau terkena goncangan diperjalanan apa lagi jalannya rusak dan naik turun.

Tapi saya dan suami tetap bulat untuk pulang kampung karena ini adalah yang pertama kali setelah berumah tangga, belum berkenalan yang keluarga besar suami. Di sana rupanya tempatnya terletak di kaki Gunung Selamet. Di daerah pegunungan, udaranya segar, airnya jernih dan dingin sekali sehingga mandi sehari sekali,siang hari lagi. Di sana sibuk jalan-jalan, ke rumah-rumah tetangga dan keluarga besar suami. Melihat kebun sayuran, persawahan dengan tanaman  padinya,bahkan jalan-jalan ke hutan juga. Sempat juga ke kampung sebelah, menyebrangi  sungai, naik turun pematang sawah, jalan berkelok-kelok lagi wah berat deh buat orang kota.

Sebenarnya cukup khawatir juga kalau keguguran dengan aktivitas yang menguras tenaga dan cukup melelahkan tersebut. Terkadang cuek saja dan terkadang  pula terbesit pikiran kalau saya belum tentu hamil koq. Pertama tidak ada tanda-tanda ngidam biasa saja, kedua tidak ada mual-mula di pagi hari dan yang ketiga janin belum teraba oleh bidan begitu pula denyut jantung  janin. Terkadang ketika ngambek sama suami jadi makin cuek dan tidak peduli kalau sedang hamil. Alhamdulillah tidak kenapa-napa Cuma ter kadang agak kaku perutnya.

Setelah dua minggu di kampung suami, saya dan suami kembali ke Bogor. Untuk kedua kalinya periksa di rumah sakit yang direkomendasikan ibu di Jakarta. Pada pemeriksaan ini sudah kedengaran denyu jantungnya. Bahkan denyut jantung janin terlalu cepat katanya, kemungkinan karena saya kecapean, kata bidannya seperti habis berolah raga saja. Melihat saya mukanya pucat, maka saya diperiksa tes darah dan tes HB. Setelah diperiksa Hb saya Cuma 7.2, padahal normalnya 12 katanya bidan. Akhirnya saya diberi vitamin penambah darah dan disarankan makan banyak sayuran.

Bulan keempat

(Bersambung)

Tinggalkan komentar